Sabtu, 11 Mei 2013

Budidaya Buah Naga Sangat Menguntungkan

Membudidayakan buah naga sangat menguntungkan. Itu karena dalam cara budidaya tidak repot. Bahkan, dengan lahan 2 hektare, laba yang bisa dikantongi mencapai Rp 51 juta per bulan. Leon Nahak, yang membudidayakan buah naga milik A Han,  di Desa Pantai Cermin Kiri, Dusun Lima Kuala Lama, Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) menjelaskan, di lahan 2 hektare, dengan jumlah lebih dari 8.000 pokok, penghasilan yang bisa diraup mencapai Rp 50 jutaan.

Dijelaskannya, buah naga yang mereka kembangkan saat ini telah berusia lima tahun dan telah menghasilkan buah sebanyak 3,2 ton setiap bulan. “Buah naga ini tidak memiliki musim panen. Artinya, dapat berbuah setiap waktu. Sudah setahun usia tanamannya, dan sudah dapat dipanen dan terus berbuah sepanjang tahun selama pohon berproduksi hingga 20 tahun ke depan,” kata Leon kepada MedanBisnis, Minggu (17/3).

Disebutkannya, tanaman buah naga akan berbuah secara maksimal pada bulan Februari sampai bulan September setelah itu terjadi penurunan produksi antara 2% hingga 30% dari bulan Oktober hingga Januari.

Dalam memulai usaha pengembangan tanaman buah naga ini tidaklah sulit. Karena tumbuhnya gampang dapat dilempar saja di tanah dan akan tumbuh. Dengan akar serabut dan mirip kaktus, tanaman ini sangat cocok tumbuh di tanah yang agak berpasir.

Akar akan tumbuh di usia sekitar satu bulan dan mulai berbuah sebagai produksi awal di usia 8 hingga 9 bulan.  “Yang penting kita harus membuat buahnya dirawat dengan teliti," jelasnya.

Buah naga yang mempunyai isi seperti buah kiwi ini, biasanya dijual dengan harga tolak ke agen seharga Rp 20.000 per kg. Jadi dengan memiliki 8.000 batang di luas lahan tersebut dapat menghasilkan 3,2 ton buah naga yang siap dipasarkan, karena biasanya dalam sebatang pohon dapat menghasilkan sebanyak satu kilogram buah naga.

Sedangkan untuk biaya produksi dalam pengembangan tanaman buah naga tidaklah terlalu banyak, karena telah membuat pupuk sendiri. “Biaya produksi bisa mencapai Rp 13 juta untuk upah, bonus yang biasa kami berikan setiap bulannya untuk 6 orang tenaga kerja dan lainnya,” kata Leon.

Mendapatkan keuntungan yang besar inilah, menjadi alasan bagi A Han menambah perluasan lahannya 8 hektare lagi. Sebenarnya, diceritakan Leon lahan yang kini ditanami buah naga seluas dua hektare dahulunya merupakan tempat budidaya ayam petelur. Berkat saran dari seorang teman dari Malaysia, akhirnya pemilik lahan berniat menanam buah naga dan ternyata keuntungan setelah tanaman berumur 2 tahun melebihi dari bisnis ayam petelur.

Untuk pemasaran buah naga ini, tidak hanya di Kota Medan saja tapi hingga luar Sumut. Meski memang permintaan belum banyak karena buah tersebut tergolong buah mewah dengan harga jual yang tidak murah. “Dalam setiap 2 hari sekali kita juga memasok buah naga ke salah satu toko buah di Medan,” pungkasnya.

Memang untuk modal yang diperlukan relatif besar, namun menurutnya potensi balik modal dari keuntungan yang diraih juga menjanjikan. "Cepat balik modalnya," katanya singkat.

Beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum memulai adalah harus dipersiapkan lahan minimal setengah hektare dengan 500 tiang dan bibit sebanyak 2.000 batang. Harga bibit perbatangnya Rp 10.000. Tiap tiang ditegakkan 4 batang bibit.

"Untuk mengembangkan buah naga, kami punya program kemitraan, yaitu dengan membeli bibit dari kami, maka kami bisa membantu dari awal penanaman hingga bisa berbuah. Kemitraan yang sudah dijalin sejak lama antara lain dengan pembudidaya di Sibiru-biru, Tuntungan dan Medan. (Sumber : medanbisnisdaily)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar